Monday, October 7, 2019

Review Safi Naturally Bright Mangosteen Extract Cleanser


Jaman dulu sebelum kenal basic skincare, saya sering sekali mencuci muka. Bahkan saya bawa sabun cuci muka ke manapun. Setiap kali merasa wajah berminyak, saya cuci muka. Mandi pagi cuci muka, pas wudhu mau shalat dzuhur cuci muka lagi, klo habis ashar masih ada kegiatan cuci muka lagi, trus malam sebelum tidur pun cuci muka. Keseringan cuci muka ini ternyata membuat wajah memproduksi minyak terus menerus dan memicu jerawat ketika kotoran masuk begitu saja ke dalam pori-pori. Sekarang saya mencuci muka tidak lebih dari 2x sehari. Alhamdulillah sudah sadar :”

Safi adalah brand asal Malaysia yang akhir-akhir ini produknya mulai ngetrend di Indonesia. Produknya terjangkau dan sudah menyebar di seluruh Indonesia bahkan beberapa produknya bisa didapat dengan mudah di mini market terdekat. Selain itu facial wash ini sudah ber-BPOM. Si Safi Mangosteen Extract ini saya pakai sebagai second cleanser setelah membersihkan wajah dengan first cleanser. Dia berbentuk cream yang berbusa bila terkena air. Produk ini disebut mengandung moisturizer alami yang tidak menimbulkan wajah kering setelah digunakan. Juga diklaim mengandung ekstrak kulit manggis untuk menjaga kulit dari paparan radikal bebas yang membuat kulit cerah, lembut, dan lembab.

Kemasannya berbentuk tube berisi 100 gram. Di bagian belakang kemasan ada tulisan bahan-bahannya, yaitu; water, Myristic Acid, Potassium Hydroxide, Stearic Acid, Potassium Cocoyl Glycinate, Methylpropanediol, Glyceryl Stearate, Avocado (Persea Gratissima) Oil, Lauric Acid, Phyosteryl/Octyldodecyl Lauroyl Glutamate, Polyquaternium-10, Pentasodium Triphosphate, BHT, Tetrasodium EDTA, Nigella Sativa Seed Oil, Garcinia Mangostana Peel Extract, Fragarance, Methylisothiazolinone.

Saat mencuci wajah, cara yang benar adalah; keluarkan sabun seukuran jagung, lalu busakan dengan air, kemudian masas lembut ke wajah. Hindari membusakan sabunnya langsung ke wajah secara langsung. Setelah mencuci wajah dengan si Safi ini alhamdulillah kulit memang tidak terasa ketarik seperti klaimnya. Sampai si Safi ini habis, kulit saya tidak pernah bermasalah, bahkan serasa lebih lembut dan tidak kering. Bagi saya aromanya agak sedikit wangi karena memang ada parfumnya. Sepertinya, saya akan repurchase sebab di kulit saya cocok, dan mudah didapatkan.

Beli di: Alfamidi
Harga: Rp. 25,000,-
Netto: 100 g


Review Wardah Seaweed Primary Skin Hydrating Booster



Saya kurang familiar dengan istilah booster dalam per-skincare-an karena nggak pernah pakai booster, namun saya menggunakan ini sebagai hydrating toner. Sebetulnya, varian Wardah Seaweed ini punya toner sendiri yang kemasannya mirip dengan milk cleanser nya. Booster itu semacam pre-essence atau pre-serum yang mengandung bahan tertentu untuk memberi nutrisi tambahan dan membuat produk lain bekerja dengan lebih baik sehingga nggak bisa dijadikan toner. Ia digunakan di slot sebelum toner dengan acara ditepuk-tepuk ke wajah. Tapi ada brand tertentu yang meformulasikan booster nya sebagai toner yang memberi efek eksfoliasi. Jadi, tergantung brand nya menempatkan booster nya seperti apa. Nah, saya menggunakan booster ini sebagai hydrating toner karena ada formula melembabkannya yang saya butuhkan untuk menghidrasi lebih. Nggak masalah kok mau dijadikan booster atau toner :D

So, booster ini masih varian yang sama dengan first-cleanser yang saya beli di postingan sebelumnya, yaitu seaweed. Produk ini diklaim akan melembabkan kulit sebab menggunakan bahan aktif ekstrak rumput laut yang membantu mempertahankan kondisi kulit normal, Adenosin dan Sodium PCA sebagai hydra boost formula yang membuat kulit halus dan lembut, serta Hyaluronic Acid yang dikenal berfungsi untuk melembabkan kulit. Toner ini bisa digunakan untuk semua jenis kulit. Di dalamnya ada bahan-bahan lain seperti; Aqua, Dipropylene Glycol, Glycereth-26, Methyl Gluceth-20, Glycerin, Ulva Lactuca Extract, Propylene Glycol, Potassium Sorbate, Sodium Benzoate, Sodium PCA, Butylene Glycol, Lecithin, Adenosine, Phenoxyethanol, Xanthan Gum, Chlorphenesin, Allantoin, Disodium EDTA, Sodium Hyaluronate, Fragrance, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Trideceth-9, Polysorbate 20.

Saya menggunakan booster as a toner ini setelah melakukan double cleansing, dan tanpa menggunakan kapas. Bagi saya pribadi, menggunakan hydrating toner tanpa kapas lebih terasa menyerap tanpa khawatir tonernya lebih banyak terserap ke dalam kapas. Lebih hemat lah dengan kata lain, tapi tetap menyerap. Booster ini tidak berbau menyengat, tidak perih, dan tidak membuat breakout. Namun untuk klaim menghidrasinya, saya rasa saya kurang mendapatkan dari booster ini walaupun sudah dilayer beberapa kali. Setelah kering agak terasa lengket (bukan lembab) dan entah kenapa toner ini agak lama menyerap di kulit saya. Sepertinya saya akan mencari hydrating toner yang lebih menghidrasi dibanding ini.

Dibeli di: Guardian
Harga: Rp. 30,000,-
Netto: 100 ml

Review Wardah Seaweed Balancing Cleanser



Dahulu, istilah susu pembersih atau milk cleanser bagi saya tidak penting. Saya merasa untuk apa repot-repot membersihkan wajah dengan oil-based segala. Kan sudah cuci muka, pikir saya. Bahkan milk cleanser yang sengaja saya beli ketika harus bermake-up saat menikah pada akhirnya expired dan saya buang dalam keadaan berdebu sebab lama tak digunakan. Haha, hiks. Ternyata, membersihkan wajah dengan sabun saja tidak cukup sampai ke dalam pori. Wajah harus dibersihkan terlebih dahulu dengan oil-based yang kita sebut first-cleansing.

Produk ini produk pertama yang saya beli pasca tahu CTMP. Masih ingat CTMP? Baca di sini. Saya nitip belikan ke teman karena bingung produk apa yang harus saya beli. Lalu ia membelikan ini, Wardah varian seaweed, yang diklaim dapat menghidrasi kulit karena mengandung moisturizing complex dengan ekstrak rumput laut dan Allantoin yang membantu menenangkan kulit. Produk ini disebut cocok untuk semua tipe kulit. Pembersih oil-based ini berupa milk cleanser yang diusap kapas.

Bentuk kemasannya unik sih, saya cari di mana ingredients nya, ternyata ada di bagian dasar botol berupa stiker yang bisa di-flip, hehe. Di sana kandungannya tertulis; Aqua, Mineral Oil (Paraffinum Liquidum), Cetearyl Alcohol, Propylene Glycol, Glyceryl Stearate, Dimethicone, Octamethylcyclotetrasiloxane, PEG-20 Stearate, PEG-100 Stearate, Phenoxyethanol, Decamethylcyclopentasiloxane, Fragarance, Xanthan Gum, Butylene Glycol, Allantoin, Triethylene Glycol, Ulva Lactuca Extract, Glycerin, Tocopheryl Acetat, Chamomilla Recutita (Matricaria) Flower Extract, Potassium Sorbate, Sodium Benzoate, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Trideceth-9, Ethylhexylglycerin, Polysorbate 20, CI 19140, CI 42090. 

Cara menggunakannya gampang; tuang ke tangan secukupnya, tapi klo botolnya begini agak susah sih soalnya gak bisa dipencet. Ngeluarinnya persis kalau lagi ngeluarin kecap dari botol kaca pas lagi makan bakso di emperan itu :D. Trus, ditotol ke pipi, jidat hidung, sama dagu, lalu dimasas lembut. Angkat deh pakai kapas. Kalau aktivitas di dalam rumah seabrek, saya juga double cleansing, dan pas liat kapas, ulala…kotor juga padahal seharian di dalam rumah :D

Overall, pakai cleanser ini tidak ada masalah, gak bikin jerawatan, agak wangi tapi gak mengganggu, dan lumayan mengangkat kotoran. Mungkin bakal repurchase mengingat harganya terjangkau dan cukup jadi first-cleanser yang tergolong awet :D

Dibeli di: Guardian
Harga: Rp. 21,000,-
Netto: 150 ml

Friday, October 4, 2019

The Power in You

The Power in You
By: Ollie



Kalau kamu belum kenal siapa dirimu, ragu mengenali apa bakat dan potensimu, bingung menentukan langkah yang tepat untuk berprestasi, gamang dengan apa yang sedang kamu jalani, masih meraba-raba apa keinginanmu sebearnya, bahkan takut untuk bermimpi, coba lah baca buku ini :D

Tenang saja, kita tidak akan sedang ‘diceramahi’ oleh banyak motivasi, namun sedang dibimbing langsung dengan cara berpartisipasi aktif dalam buku ini. Maka, kita butuh membawa notebook dan pulpen untuk mengikuti latihan yang disediakan dalam buku ini. latihannya sesuai dengan topik bab, maka arah membaca kita tetap terstruktur dan insya Allah tidak overlapping.

Ollie adalah penulis yang banyak prestasi, mulai dari menulis puluhan buku, menjadi pembicara di berbagai workshop kepenulisan, bergabung dalam komunitas yang sesuai dengan passionnya, sering tour di dalam dan luar negeri, telah mendirikan penerbit online pertama di Indonesia, hingga mendapat penghargaan Kartini Next Generation Awards 2013 dari Menkominfo sebagai salah satu inspiring woman in ICT. Maka, ya, inspirasi yang beliau hadirkan dalam buku ini bukan hanya dari orang yang sangat jauh, yang mungkin sulit kita terka. Namun, ia sendiri yang mengalaminya, dan feel nya bakal ‘dapat’ sebab bahasa di buku ini juga tidak berat, font tulisan menarik, ada illustrasi, dan beberapa quote yang maknanya so deep :D

Jika tadi saya mengatakan buku ini mengajak kita semua berpartisipasi aktif dalam setiap tema, alangkah baiknya kita betul-betul berpartisipasi. Kenapa? Buku ini membantu kita untuk menemukan sebab berbagai permasalahan yang bisa jadi sumbernya dari dalam diri sendiri. Kenapa penting? karena kita semua harus selesai dengan diri kita sendiri agar mudah menjalani sesuatu maupun berhubungan dengan orang lain. Seorang ayah misalnya, harus selesai dengan dirinya sendiri dalam hal tahu apa kekurangan dan kelebihannya serta bagaimana menanganinya hingga dapat menjalankan peran serta tanggungjawabnya. Sebab, dirinya secara langsung akan mempengaruhi seperti apa memperlakukan keluarganya. Begitupun kita semua, siapapun kita, harus tahu peran-peran seperti apa yang kita jalani, bagaimana menjalankan peran itu, how to deal with ourselves if we faced any problems in our ways.

Buku ini pas banget untuk siapapun yang ingin mengenal dan menaklukkan raksasa di dalam dirinya, yaitu diri sendiri. Hingga, raksasa tersebut bisa menjadi ‘partner’ terbaik untuk menjalani tiap etape kehidupan kita. ;-)

Buku ini dibeli di: Gramedia
Harga: Rp. 50,000-an (lupa)
Jumlah hal: 285 halaman

Wednesday, October 2, 2019

Fighting with pimples (part III)


(Based on personal story)

part II di sini
part I di sini

Sebelum saya beritahu hasilnya, adakah yang berpikir ini ribet? ^^

Kelihatannya mungkin iya sih ribet, tapi kalau niatnya memang ingin menjaga karunia Allah SWT sekaligus merawat penampilan untuk suami, kudu berusaha. Usia saya sudah seperempat abad, saya tak ingin ‘terlambat’ merawat kulit saat wajah sudah banyak masalah, sebab tua memang niscaya. Mulai usia 25 tahun sudah dianjurkan untuk memakai produk anti-aging sebab faktanya keelastisan kulit dan kemampuan meregenerasi sel-sel nya sudah nggak sebaik saat remaja.

Saya mulai merasakan manfaat merutinkan 4 steps ini sejak 6 bulanan yang lalu. Walaupun kadang di rumah males pake sunscreen, tapi overall, CTMP membawa banyak perubahan di kulit saya. Kulit lebih kalem, jerawat yang muncul lebih cepat hilang dan tak berbekas, bekas jerawat menipis, kulit halus dan lembab, tidak terganggu komedo, hingga tanpa terasa simple steps ini mendorong saya lebih mindful dalam setiap hal. Iya, walau ngantuk aja tetap bela-belain double cleansing malamnya, gimana gak jadi terbiasa ‘bela-belain’ sesuatu di konteks yang lain juga, hihi. Alhamdulillah suami melihat perubahan itu dan mendukung. Bahkan saya ikut membujuknya untuk mau dirawat. Tipe kulit suami itu kering.
Sebab saya sudah merasakan dampak positif dari konsisten merawat kulit, insya Allah akan terus menerapkan steps ini dengan berbagai penyesuaian produk. Bukan CTMP nya yang diganggu gugat, tapi produknya yang disesuaikan. Toner yang well-hydrated apa, pelembab yang gak pliket apa, sunscreen yang cocok apa, dll.

Kadang, suatu kebaikan itu kalau dikerjakan bareng-bareng lebih bermakna, lebih semangat, lebih ajeg. Atas kesempatan ada dalam wag SBS, saya mendapatkan lingkungan yang semuanya sekufu dalam visi misi merawat kulit. Seneng banget, hehe. Lalu di sana saya berkesempatan juga konsul dengan masalah kulit saya di masa lalu. Dan saya dapat 4 poin penting (atas pengalaman pribadi saya);  
  1. Ternyata cuaca dingin juga masih harus pakai sunscreen, jadi di manapun dan bagaimanapun cuacanya biasakan pakai sunscreen.  
  2. Masalah kulit (breakout) yang saya alami setelah turun gunung itu bukan karena sunburn, tapi karena skincare. Jadi saya mengevaluasi skincare mana yang saat itu saya pakai dan terbukti jadi penyebab saya mengalami breakout. 
  3. Jenis kulit kita tidak bisa berubah. Jadi, jenis kulit saya yang pada awalnya saat remaja adalah normal-kombinasi, saat sekarangpun walaupun pori-pori terlihat, ada bekas jerawat kemerahan, dll, tetap normal kombinasi. Tidak lantas berubah jadi oily karena pernah jerawatan. Yang berubah adalah kondisi kulitnya, misalnya jadi mudah berjerawat karena bakteri. Kalau seperti itu, kuncinya rutin saja dibersihkan. Maka, sejak saya menerapkan double cleansing agar kulit bersih menyeluruh, terbukti jerawat jarang nongol, alhamdulillah. 
  4.  Jika kita memilih untuk melakukan perawatan di klinik kecantikan atau dokter kulit, kita harus mematuhi ‘rules’ yang ditetapkan. Misalnya, disuruh konsul lanjutan, ya datanglah. Disuruh treatment ini-itu, lakukanlah. Disuruh evaluasi setelah jangka waktu tertentu, kembalilah. Ditetapkan menggunakan produk tertentu, manutlah. Ada dampak yang terjadi, konsultasilah. Sebab, sebelumnya kita sudah melalui tahap konsultasi, cek ini itu, jadi saran-saran yang diberikan pasti sudah sesuai kebutuhan. Kalau tidak patuh, cenderung mendiamkan masalah yang timbul, jangan heran kalau hasil yang didapat tak sesuai yang diharapkan.

Nah, hanyaa…saya nandain banget, kalau pola hidup saya sembarangan, makan gorengan terus, manis-manis terus, jarang minum air putih malah terus-terusan ngopi, begadang, stress, wassalam…kulit juga berontak sebesar apapun effort saya. :-D

Kesimpulannya, cari tahu apa jenis kulit kita, bisa dengan mengamati ciri-ciri kulit kita (googling aja) apakah normal, berminyak, kombinasi, kering, atau sensitif. Periksakan ke dokter kulit, melakukan skin check ke counter brand skincare di mall atau di manapun, atau kalau mau coba-coba bisa coba link ini https://www.wardahbeauty.com/skin-analyzer (tapi keakuratannya sekitar 80%) atau di https://neuffa.com/skin-quiz yang lebih akurat. Setelah tahu jenis kulit, silahkan berpetualang sendiri mencari produk yang sesuai jenis kulit serta menenangkan hati. Karena hati tahu mana yang terbaik. Bisa konsul ke dokter, bisa ke klinik kecantikan, bahkan menggunakan skincare over the counter juga bisa jadi pilihan yang tepat asalkan sabar dan berani mencoba.

Oh ya, tulisan saya ini ibaratnya berbeda aliran dengan yang mencukupkan diri menggunakan air wudhu saja untuk perawatan kulitnya (please, saya juga wudhu tapi tetap ada masalah), yang gak butuh sunscreen, atau yang menggunakan 1 produk dengan sejuta manfaat (ya melembabkan, mencerahkan, mengatasi jerawat, memudarkan flek, meregenerasi sel, pelindung UV, dll). Kita realistis aja, mana ada produk yang sekaligus bisa macem-macem, jatuhnya overclaim malah jadi distrust, hehe. Menggunakan banyak produk kaya’ 10 steps skincare ala Korea nggak menjamin kulit kita akan makin sehat dan cantik sebab nggak semua orang cocok dengan banyak produk, tapi basic skincare itu penting. Jadi, silahkan kita dengan persepsi masing-masing, I’m just sharing my experience ^^

Part III ini jadi akhir  ya. Terima kasih sudah membaca, semoga ada faedah yang bisa dipetik ^^