Friday, September 8, 2023

Review Bhumi Beneath Cloud Nine Skin Prep Essence

 

Tonerku habis dan aku tertarik nyobain Bhumi karena brandingnya yang pake fine ingredients. Pilihanku jatuh ke essence cloud nine karena mereka bilang ini anti inflamasi, memperbaiki skim barrier, untuk semua jenis kulit termasuk sensitif. 

Hero ingredientsnya panthenol untuk anti inflamasi, nenangin dan ngelembabin kulit, ada mugwortnya 3% untuk anti bakteri ngelawan jerawat, dan 4% niacinamide untuk mencerahkan dan perbaiki skin barrier. Juga ada centella asiatica dan  allantoin untuk ngatasin peradangan, iritasi, mengurangi kemerahan, dan perbaiki lapisan kulit. 

Sounds good bukan? 

Pas dituang, teksturnya itu bukan yang cair kayak air, tapi rada kental. Pas diaplikasikan ke wajah langsung nyerap. Nggak kental sama sekali. 

Cara pakainya itu dua cara sesuai kegunaannya. Klo mau buat skin prep (toning) sebelum lanjut ke produk skincare berikutmya ya tuang aja ke tangan, tapi klo mau buat redain kemerahan atau iritasi, pake kapas dan kompres ke area itu. Aku pakai utk skin prep aja sih. 
Nah, setelah pakai eseence ini selama sepekan lebih, di wajahku baik-baik aja, kulitku makin lembut, ga ada breakout juga. Tapiii untuk tipe kulitku yang dry-sensitive, cuma dapet ngatasin sensitifnya aja, untuk hidrasinya menurutku masih kurang banget. Klo liat di botolnya, tulisannya ini untuk sensitive & acne prone skin. 

Memang sih, senstive dan acne prone itu suatu  kondisi khusus kulit, bukan tipe kulit. Tapi biasanya yg punya concern acne prone skin itu kulit oily. Acne pada orang yang punya kulit dry itu biasanya sebabnya karena kulitnya dehidrasi. 

Soo.. Untukku approved kok brandnya, tapi mungkin aku akan ganti produknya sama essence/toner yang lebih menghidrasi. Mungkin harus teliti lagi baca-baca deskripsi produknya. 

Sekian. 


Produk ini dibeli di: Shopee official Bhumi
Harga: 98,770
Netto: 100 ml




Review Tulus Hydromicellar Cleansing Water

 

Assalamu'alaikum! Setelah kurang lebih 2 tahun ga review apa apa akhirnya aku ada niat lagi ngereview perskincarean yg aku pake selama ini. 

Langsung aja, sekarang aku lagi pake micellarnya Tulus. Sebenernya first cleanser yg biasa aku pake tipe lotion, pernah beberapa kali nyoba micellar tapi selalu masih harsh di mukaku yg sensitif. Tapii kali ini tertarik beli produk ini karena klaimnya sangat gentle, bahkan boleh dipake anak-anak. Kebayang ya segentle apa. 

Jadi, micellar water itu first cleanser yang gunanya untuk ngehapus atau membersihkan lapisan terluar atau lapisan pertama kulit wajah kita. Dari apa? Any dirts—make up, sunscreen, debu, keringat, polusi, apapun yg nempel ke kulit. Karena klo kita langsung cuci muka, itu ga cukup. Bakal masih ada residu dirts itu di kulit yang lama kelamaan bikin kulit wajah kita bisa bermasalah. That's why... Kita harus pake first cleanser dulu, baru second cleanser alias facial wash. Klo kalian termasuk yang punya jerawat ga ilang ilang, coba evaluasi deh, udah bener belom cara bersihin mukanya? 

Nah, micellarnya Tulus ini ngeklaim mereka produk yang praktis dan apa adanya. Maksudnya gimana tuh 'apa adanya'? Yang aku tangkep yaa.. karena kandungan bahan mereka minimal, tapi tetep bisa ngilangin make up dan kotoran, formulanya ga perlu dibilas, dan cocok untuk all skin types termasuk sensitive skin karena ga mengandung parfum dan alkohol. Poin terakhir ini yang bikin mantep beli karena micellar biasanya bikin kulitku makin kering. 


Lanjut, pas kita pake nih micellarnya Tulus, teksturnya itu cair aja kaya air, ga berbau, ga berwarna. Menariknya, cara ngeluarin cairannya ini bukan dituang kaya biasanya, tp mereka pake pump yang ga akan ngotorin tangan atau tumpah-tumpah. Which is... Bagus banget yaa. Aku suka. Jadi aku tinggal pump ke kapas gitu loh. Trus efektif gaa?
Well.. The moment of truth.. Aku cobakan ke semua anggota rumah mulai dari suami sampai anak bungsuku. Suamiku hari itu aktivitasnya di sekitar rumah aja, keluar rumah beberapa kali, dan pakai sunscreen. Aku beraktivitas di dalam rumah aja, ga keluar sama sekali, tapi tetep pakai sunscreen dan lipstik. Si sulung sekolah, tapi ga pake sunscreen, sorenya dia main di lapangan. Yang tengah, sekolah, pake sunscreen, dan sorenya main di lapangan. Sedangkan bungsu, full di rumah, ga pake sunscreen. 
Jujur shock banget sama hasilnya. Wajah anak-anak ternyata kotor banget dengan aktivitas khas anak-anak, bahkan yang di rumah aja tetep kotor loh. After dibersihin masya Allah ya wajah anak-anak lebih fresh, mungkin sebelumnya kurang fresh karena kusam ya. Aku ga nyadar loh sebelum dibersihin. Beruntung banget rasanya beli micellar ini karena bisa sekalian ngebersihin wajah anak-anak. Alhamdulillah udah pake ini dua minggu beneran aman aman aja di kulitku yg dry-sensitive. Aman juga di anak-anakku ga ada yang mengeluh gatal atau apa. Beneran ga bikin kering, sesuai sama klaimnya mereka pake natural moisturizing di produk ini. 

Overall, aku suka banget sama micellar ini, dia gentle, bisa dipake anak-anak, ampuh ngangkat kotoran, ga bikin kering, cruelty free, ga ada alkohol dan parfum, plus ga perlu dibilas. Jadi habis anak anak pake yaudah langsung go to bed. 

Repurchase? Insya Allah YES. 

Beli di: Shopee
Harga: 159,000
Netto: 250 ml


Monday, January 3, 2022

Review buku “Gambar itu Haram?”


Bismillah… 

Bacanya udah dari dua bulan yang lalu tapi baru ada kesempatan hari ini ngereview. Semoga bulan-bulan depan bisa lebih tepat waktu lagi. Aamiin.

Buku ini jadi salah satu wish list ku sejak lama karena aku senang gambar sejak kecil. Waktu SD, aku dikasih tahu orang, gambar itu gak boleh, ada juga yang bilang klo sempurna yang gak boleh. Aku yang masih kecil dan belum tahu apa-apa jadi sedih pas tahu ternyata menggambar itu nggak boleh dalam Islam. Sempet vakum dari gambar-gambar sekian tahun juga. Lalu di masa sekolah gambar-gambar lagi tapi gambarnya yang ga sempurna.

Sampai akhirnya aku tahu buku ini dan follow sosmed penulisnya. Aku mengamati tabiat dari sosok penulisnya sekian lama dan mendapat sebuah pencerahan bahwa latar belakangnya adalah orang yang tertarbiyah juga. Aku ngga kenal dan ga tahu banyak soal penulisnya, tapi aku jadi tahu dia aktif di wadah-wadah seni Islam Indonesia (bisa disearching sendiri tepatnya apa), dan aktif memajukan pendidikan seni Islam Indonesia untuk kebaikan anak bangsa. Spiritnya ini yang membuatku terinspirasi dan tertohok, “para visualist itu ‘wiridnya’ memproduksi konten yang mengajak manusia mendekat kepada Allah, atau mengerjakan visual dalam rangka kebajikan—bukan cuma gambar-gambar.” Dan itu terbukti dilakukan. Seneng banget pas tahu beliau lagi berusaha menggodok konten untuk mencegah anak-anak terjerumus ke dalam pornografi. Bagiku ini lebih nyata berkontribusi untuk umat dibanding sibuk dengan perdebatan halal-haram.

Well, tidak sedikit teman-teman saya di lingkup ilustrator keder duluan lihat cover bukunya. Dari judulnya seolah memberi pencerahan tentang hukum gambar, tapi udah keliatan keberpihakannya. 😅 But wait… ternyata kita memang akan salah sangka klo belum baca. Di bagian bawahnya juga tertulis, “Serba-serbi hukum tashwir dalam Islam.” Jadi, kalau memang sejak awal tidak mau berkompromi dengan ragam pendapat soal hukum gambar dalam Islam, ya artinya memang tidak berniat menambah ilmu. Baca buku ini harus mengosongkan gelas dulu. Kesampingkan semua ego. Kenapa saya bilang ego? Karena ragam pendapat ini adalah bukti berkembangnya seni dalam sejarah Islam sejak jaman Rasulullah sampai saat ini—ruang lingkupnya luas, nggak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Ada loh, omongan dari ilustrator dengan pendapat tertentu mengatakan bahwa ‘berkompromi’ dengan hukum gambar adalah bentuk tidak sami’na wa atho’na-nya kita terhadap syariat Islam, bahwa menggambar itu hukumnya haram.

Wah, padahal dalam sejarah Islam, miniatur sebagai ilustrasi sangat membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Ilustrasi memberikan detail yang tidak dapat diberikan kata-kata. Misal pada pengobatan beragam penyakit di kitab Cerrahiyet’l Hiniyye (imperial surgery) karya Saefuddin Sabuncuoglu, diagram detail objek seperti di kitab Al-Hayawan (Book of Animals) karya Al-Jahiz, atau untuk menjelaskan ilmu teknologi dan kesehatan seperti di kitab Maqamat (The Assemblies) karya Al-Hariri, bahkan di abad ke-12 ada ilmuwan bernama Al-Jazari yang menulis buku tentang mekanik dan robotika. Semuanya gamblang dengan ilustrasi makhluk hidup. Semuanya bukan dicetak, tapi digambar dengan tangan (hal. 66-67). 

Jadi, cover buku ini bukan mencerminkan keberpihakan ya, buku ini netral dan bukan ajang pembenaran. Covernya yang menggambarkan makhluk hidup mangacu pada metode penyampaian penulis pribadi yang memilih metode ‘komik’ untuk menyampaikan materi yg termasuk berat ini. Tentu ini sudah masuk ke ranah hak penulis dalam menyampaikan lewat metode apa. Dalam perjalanan ditulisnya buku ini, si penulis berkonsultasi ke berbagai ulama-ulama juga. Tentu ada tanggungjawab berat dibalik penulisannya, tidak bisa ditulis di dalam kamar sendiri tanpa berkonsultasi ke berbagai pihak. Tapi memang peran berat ini harus diambil sebagian orang untuk menunjang ilmu pengetahuan khususnya dalam Islam.

Pemaparan dalam buku ini sistematis, berurut dari awal topik, dimulai dari definisi tashwir sampai ke detil-detil kecil dalam dunia gambar menggambar, seperti penggunaan mata dalam gambar yang dianggap menjadikan sebuah gambar itu hidup. Berikut daftar isinya, silahkan dilihat. 

Kesan saya setelah membaca buku ini, bener-bener out of my expectation. Padahal beberapa kali ikut seminar bang Dzia soal hukum gambar tapi tetap rasanya lebih utuh kalau baca bukunya langsung. Saya tercenung setelah selesai baca, bukan sebuah dukungan terhadap pilihan metode gambar yang sudah saya jalani sebelumnya yang saya daptkan, tapi sebuah renungan mendalam tentang hakikat tujuan menggambar itu sendiri. Dalam seni memang tidak ada batasan bahkan katanya tidak boleh ada batasan terhadap kreativitas seseorang. Tapi, dalam Islam harus ada batasan untuk menjaga kita tetap dalam koridor syariat. Dan buku ini menjabarkannya. 

Saran saya, baca langsung bukunya, no excuses. Untuk mencegah salahnya interpretasi dan kesimpulan dari saya karena buku ini komprehensif. 🙂


Buku ini dibeli di: Marketplace oren

Harga: Rp. 31,500,-

Jumlah Halaman: 157 halaman

Wednesday, November 24, 2021

Kenapa ngereview skincare?

Setelah sekian lama nggak nulis karena laptop rusak, aku berniat mulai lagi sedikit demi sedikit nulis tentang hal yang kusenangi salah satunya ngereview skincare skincare apa yang pernah kupakai. Biar apa? Tujuanku untuk menambah referensi pertimbangan produk tertentu yang sedang temen-temen incar dari sisi yang sudah lebih dulu memakai. 

Jujur sih aku sendiri juga sebelum beli produk tertentu sering ngeliat review-review dulu baik itu di Female Daily atau blog blog. Bahkan kolom komen marketplace juga aku bacain.

Kenapa? Selain tentu saja ngga ingin salah beli produk, pengetahuanku di dunia skincare yang minim juga membuatku ingin tahu pandangan orang lain tentang suatu produk. 

Tapiii memang sebaiknya, kita sendiri membekali diri dengan pengetahuan dasar minimal di dunia perskincare an ini buar ngga impulsif dan sekedar FOMO (fear of missing out) sama produk yang lagi viral. Atau… keburu terpengaruh sama review review yang kurang detail dan mendalam.

Well.. Kadang-kadang review produk skincare cuma sekedar “produk ini bikin kulitku kering”, “aku gak cocok dengan produk ini karena bikin jerawatan”, dll. Padahal bisa jadi bukan produknya yang salah, melainkan dia sendiri yang belum paham cara layering produk, atau nggak double cleansing, atau bahkan dia belum tahu jenis kulitnya apa dan sedang punya problem apa. 

Hal-hal seperti tahu jenis kulit, sedang punya problem apa, cara double cleansing, urutan layering produk, tahu batas PAO produk—adalah hal dasar yang harus kita ketahui sebelum memulai perjalanan skincare.

Soo…semoga tulisan-tulisanku bermanfaat. Aku ingin bagi sedikit pengetahuan setelah join kelas Basic Skincare yang kuikuti, yang sejak join grup sharingnya aku jadi tercerahkan dengan tata cara berskincare yang baik dan benar. Dan alhamdulillahnya…kulitku jauh jauh lebih baik sekarang, biidznillah ^^

Selamat membaca… 🤍

Tuesday, July 14, 2020

Review Wardah Lightening Advanced Niacinamide & Licorice Extract (night cream)


Bismillah..

Saya cukup excited dengan Wardah yang baru aja rilis produk baru mereka. Sebetulnya nggak sepenuhnya baru, mereka meng-up formula dari lightening series jadi lebih baik. Jadi dua ingredients aktif di lightening series yang lama masih tetap ada di series baru ini, tapi namanya berganti jadi ‘advanced niacinamide” hehe, sama aja sih sebetulnya. Sebagai pengguna lightening series lama, aku cukup penasaran dengan apa yang baru. Soalnya jadi bisa ngebandingin. Di series baru, ada beberapa produk baru, beda kaya yang lama yang hanya ada basic productnya aja seperti milk cleanser, facial wash, facial scrub, toner, day and night cream juga serumnya. Klo di lightening series yang baru, ada cleansing milk, face toner, gentle exfoliator, micellar gentle wash, whip facial foam, day and night cream (belum ada serumnya). Ada tambahan satu sih—aku penasaran, apa sih bedanya micellar gentle wash sama whip facial foam? Secara, fungsinya kaya sama aja untuk cuci muka wkwk. So far, aku sudah punya dua produk di seri lightening yang baru ini yaitu whip facial foam, sama night creamnya. Belinya bukan karena kabita ya tapi memang sudah habis, ku bukan skincare enthusiast atau beauty reviewer yang beli-beli produk/stocking untuk direview setelah dicoba. Yang kulakukan ini murni nulis pengalaman pakai produk-produk yang selama ini dipakai sebagai bagian dari perjalanan merawat kulit. Jadi sama sekali nggak dikejar oleh viwers, target, dll. J

gambarannya kira-kira begini
Di series baru ini ada klaim melindungi kulit dari paparan blue light. Apa itu blue light? Itu loh, paparan cahaya dari benda digital kaya’ smartphone, laptop, tv, dll, yang kurang lebih kita alami selama 6 jam dalam sehari yang membuat wajah menggelap, mucul noda hitam, dan membuat wajah terlihat lebih tua; lebih merusak dari sinar UV. Sinar blue light ini bisa masuk lebih dalam dibandingkan sinar UV dari matahari. Jadi wajah terlihat lebih kusam walau sudah pakai skincare. Apalagi sejak pandemik, kebanyakan aktivitas kita pindah di depan layar. Pandai juga ya btw, Wardah lihat peluang ini wkwkwk. Jadi advanced niacinamide ini selain mencerahkan kulit, meratakan warna kulit, menyamarkan bekas jerawat, melembabkan kulit, juga melindungi dari UV dan paparan blue light. Paket lengkap ya kelihatannya, well, we’ll see. Kebetulan milk cleanserku sudah habis, facial wash ku juga habis, toner hadalabo ku juga tinggal sedikit, nanti saya ganti semua dengan series baru ini insya Allah (tapi tunggu benar-benar habis hehe). Tunggu reviewnya ya ;)

Sepanjang ini baru pengantar wkwkw. Maafiiin~

So, night creamnya adalah yang pertama rutin kupakai, whip facial foamnya pernah kucoba duluan sih tapi belum rutin, karena nunggu penghabisan facial wash yang sekarang kupakai (lightening fw seri lama). Seperti biasa, produk Wardah sudah teruji secara dermatologist, dan non comedogenic. Krim malam ini bentuknya krim warna putih yang (surprisingly) lebih light daripada seri lamanya, lebih mengejutkan lagi, baunya itu suuper soft. Beda dengan seri lamanya yang memang agak wangi walau ga gitu ganggu, tapi yang seri baru ini sungguh sangat menyenangkan. Produk Wardah yang selama ini memang terkenal dengan fragrance di setiap produknya—yang gak jarang bikin sebagian orang ragu untuk make karena takut kulitnya iritasi, yang baru rilis ini macam kabar gembira <3  

Aku baru pakai sekitar 3 harian sih night cream ini, tapi karena seneng sama first impressionnya, aku sih yakin bakalan cocok-cocok aja dengan krim ini. Pas bangun tidur juga wajah ku kerasa masih lembab, halus, dan nggak kusam. Aku yakin bukan hanya kerja krim ini yg mempengaruhi, tapi serangkaian night routinku yang lain juga berperan ;)

Cara pakainya seperti biasa saja ya, takaran saya seruas jari kaya gambar di samping ini. klo lihat ingredientsnya….jujur heran, banyak banget! Ada aqua, Isononyl Isononanoate, niacinamide, polymethyl methacrylate, propylene glycol, cetyl alcohol, dimethicone, glyceryl stearate, stearic acid, butylene glycol, phenoxyethanol, polyacrylamide, PEG-100 stearate, cyclopentasiloxane, polymethylsilsesquioxane, C-13-14 isoparaffin, allantoin, tocopheryl acetate, laureth-7, disodium EDTA, ethylhexylgliycerin, fragrance, dimethicone/vinyl dimethicone crosspolymer, arbutin, citric acid, sodium sulfite, acetyl tyrosine, saxifraga sarmentosa extract, paeonia suffruticosa root extract, aminopropyl ascorbyl phosphate, scutellaria baicalensis root extract, glutathione, glycirrhiza glabra (licorice) root extract. Aku nggak tahu banyak jujur saja dengan ingredients di atas, hanya karena pernah tahu bahan-bahan aman untuk bumil busui, di atas sama sekali nggak ada yang berbahaya sih. J

Sekian reviewnya J

Dibeli di: Minimarket “Toko Indah”
Harga: Rp. 26,300,-
Netto: 20 ml

Review Somethinc Niacinamide + Moisture Beet Serum


Bismillah..

Sebetulnya aku jarang pakai serum, selama ini seingatku aku baru pakai 3 jenis serum; Innisfree greentea seed serum, Somebyme Yuja Niacin blemish serum, dan terakhir Somethinc Niacinamide ini. Dua serum sebelumnya saya belum sempat tulis reviewnya, jadi ini saja dulu ya J

Saya beli serum Somethinc ini akhir Mei lalu, jadi saya pakai serum ini sudah hampir 2 bulan. Sudah cocok lah ya, untuk ngereview J Pertama-tama, saya tertarik beli serum ini karena entah ada dorongan apa, tapi saya mulai rajin dan pengen skincare-an lagi selepas morning sick parah selama 3 bulan di awal tahun 2020 ini. Yup, saat ini saya sedang hamil anak ketiga (mohon doanya J). Alasan lain, saya merasa sudah ajeg dan konsisten dengan basic skincare (double cleansing, hydrating, moisturizing, dan protecting) cukup lama, sudah nggak males, lupa, dll. Kondisi kulit pun sudah bebas problem seperti jerawat, komedo, kusam, dsb. Jadi sekaranglah waktunya untum improve ke perawatan yang lebih advanced yaitu serum yang konsentrasinya tinggi. Sebab itu, saya berusaha mencari produk yang bumil-friendly dan mudah didapatkan. Kenapa nggak tunggu nanti klo udah gak hamil? Soalnya ya insya Allah lepas hamil masuk ke fase menyusui. Jadi nggak ada alasan pilah pilih ingredients sebab fase hamil-menyusui itu satu paket. Semuanya butuh perhatian khusus terhadap apa yang dikonsumsi termasuk konsumsi kulit yaitu soal perawatan wajah dan tubuh. Fase menyusui kan 2 tahun, masa iya nggak ada serum yang aman sama sekali? Apalagi menurut pengalaman 2x hamil sebelumnya, lepas melahirkan kulit wajah maupun tubuh bakal kusam banget. Butuh waktu untuk ngembaliin ke kondisi sebelumnya sebelum hamil. Jadi akhirnya saya searching dan pilihan itu jatuh ke brand lokal ini. Berkali-kali kuteliti apa betul aman ingredientsnya untuk bumil atau tidak, tapi menelisik ingredientsnya, bismillah fixed ^^

Somethinc ini mengandung komponen utama yaitu 10% niacinamide dan ekstrak buah bit yang berfungsi untuk menyingkirkan noda hitam, kulit kusam dan lelah. Niacinamide (B3) ini memang bahan yang terbukti klinis mengatur produksi sebum, mengurangi kemerahan pada kulit, menghilangkan bekas jerawat, dan mencerahkan wajah. Dia terkenal banget memang sebagai ingredients pencerah J Serum ini cocok untuk semua jenis kulit seperti kulit kombinasi, sensitif, berminyak, dan kering. Lalu diklaim bisa mengatasi beberapa permasalahan kulit seperti jerawat dan bekasnya, hiperpigmentasi, kusam, garis halus, kerutan, dan kemerahan. Serum ini juga fungal-acne friendly ;)

Demi melihat klaim ‘mengatasi kemerahan ini, jujur ku langsung tertarik banget hehe (dan langsung meneliti ingredientsnya). Secara, setelah problem kulitku di masa lalu selesai alhamdulillah (terharu), masih ada pe-er untuk ngilangin PIE atau bekas kemerahannya. Karena kulitku sedikit cerah (keturunan bapak), jadi sangat terlihat bekas-bekas masa lalunya. L

Tekstur serum ini bening, kentalnya medium lah, dan nggak berbau sama sekali walau di ingredientsnya mengandung parfum (kayaknya sih nggak dominan karena urutan fragrance ini ada di urutan terakhir). Cara pakainya klo aku 3-5 drops ditetesin ke telapak tangan (bukan langsung tetesin di wajah karena pipet serum gak boleh kena wajah ya), kubaurkan ke wajah, dan ditap-tap sampai meresap. Serumnya bisa digunakan setiap hari; pagi, sore, dan malam tapi klo pagi saya suka lupa, seringnya malam. Dan setelah beberapa lama pakai, VOILA! Bekas kemerahan di pipiku qadarullah kurasa berkurang banyak. Seriusan ngaruh ternyata :’) Trus bikin lembab di kulit juga, sesuai dengan tulisan fungsi di kemasannya klo serum ini membantu melembabkan dan menghaluskan kulit. Alhamdulillah nggak ada iritasi dan breakout, jadi aman untuk kulitku so far. Pokoknya sejak serum ini ada di night routine ku, jadi semangat banget pakainya ^^

Oh ya, aku belum nyebutin ingedientsnya, jadi di dalamnya mengandung: aqua, allantoin, niacinamide, glycerin, hydroxyethilcellulose, butylene glycol, edta, frugtooligosaccharides, beta vulgaris root extract, phenoxyethanol, fragrance. Kalau ada bumil-bumil di sini yang masih ragu pakai serum ini karena sepertinya masih mengandung bahan kimia, feel free cari yang organik yaa. Banyak kok produk lokal yang bagus juga. Soalnya aku pernah ada di posisi itu. Tapi pemahamanku sekarang gapapa pake yang kimiawi, yang penting aman ;) Oh ya, serum Somethinc ini sudah bersertifikat halal MUI ya.. ^^

Repurchase? Of course insya Allah ^^

Dibeli di: official akun Shopee @kangbeauty64
Harga: Rp. 115,000,-
Netto: 20 ml

Review Wardah Lightening Gentle Wash


Bismillah…

Facial wash ini sudah tinggal dikeratin alias sudah sekarat, tapi baru ada kesempatan duduk untuk nulis review sebagai kenang-kenangan. Saya memang tipe yang mudah terkenang apalagi dengan kenangan indah wkwkwk.

Jadi, sudah cukup lama saya mencuci wajah dengan facial wash ini. Beli ini karena saya cocok-cocok aja dengan varian ini pas pakai milk cleanser dan tonernya. Reviewnya ada kok di bawah, scroll down saja ya hehe. Btw faciasl wash ini sudah kemasan kedua sih, sebelum-sebelumnya beli yang full size. Varian Wardah yang lightening series ini setahu saya sudah lama sekali, notabene varian Wardah yang belum berimprovisasi macam-macam dengan problem kulit yang lebih kompleks. Jadi sepertinya ini akan aman dengan tipe wajah normal saya. Alhamdulillah tipe wajah saya normal, yang bisa cocok dengan banyak jenis skincare karena tergolong tipe kulit yang ga neko-neko asalkan memang terbebas dari problem kulit seperti dehidrasi, jerawatan, dll. ^^

Singkat cerita, saya kehabisan sabun wajah dan beli ini di minimarket. Produk ini mengandung dua bahan aktif yang mencerahkan yaitu ekstrak licorice dan vitamin B3 yang dikenal bahan untuk mencerahkan kulit. Produk ini non-soap dan ber-ph seimbang, jadi sesuai dengan semua jenis kulit. Secara dermatologi, sudah teruji aman, dan tentu ber-BPOM J

Saat dikeluarkan, isinya seperti warna putih, teksturnya lotion yang light gitu. Saya pakai hanya sebesar biji jagung, ditambah air sedikit, dibusakan ke tangan, lalu diusap lembut ke wajah seperti mencuci muka biasa. Facial wash ini agak wangi, sama seperti dengan rangkaian jenis produknya yang lain. Tapi, menurutku wanginya tidak mengganggu hidung dan tidak membuat iritasi. Jadi saya melanjutkan pakai ini. Busanya wajar, ada tapi tidak banyak. Lalu setelah dibilas, wajah tidak kesat dan kering. Cukup lembab menurut saya. Jadi overall, facial wash ini aman di kulitku (sesuai prediksi), gak ada bad impression secara pribadi, dan bisa jadi pilihan ketika tiba-tiba kehabisan sabun muka dan butuh sesegera mungkin. Secara, mudah didapatkan kok J

Untuk klaim mencerahkan, kalau di saya biasa saja sih. Nggak mungkin juga kerasa hasilnya klo cuma pakai facial wash nya doang kan? Tapi aku btw sejauh ini, pakai lightening seriesnya Wardah sudah nyoba first cleanser (milk cleanser), second cleanser (facial wash), toner, juga day cream nya. Mayan lengkap laah. Walau nggak berbarengan banget, aku ngerasa wajahku memang tidak kusam lagi. Entah kerena varian ini, atau karena skincare yang lain hehe. Yang jelas, lightening series jadi salah satu skincare di comfort zone ku. Klo ada masalah apa-apa, balik ke skincare di comfort zone saja ;)

Ingredientsnya: aqua, ammonium lauryl sulfate, sodium laureth sulfate, sodium lauroyl sarcosinate, glycerin, cocarnidopropyl betaine, PEG-3 distearate, potassium laureth phosphate, triethanolamine, acrylates/C10-30 alkyl acrylate crosspolymer, citric acid, phenoxyethanol, fragarance, niacinamide, sodium chloride, ethylhexylglycerin, propylene glycol, glycyrrhiza glabra (licorice) root extract.

Dibeli di: Minimarket “Toko Indah”
Harga: Rp. 15,000,-
Netto: 60 ml

Review Hadalabo Gokujyun Moisturizing Lotion (hydrating toner)


Bismillah…
Akhirnya aku punya kesempatan untuk review hydrating toner Hadalabo Gokujyun ini. dari dulu sudah penasaran sekali soalnya. Ku beri tahu ulang lagi ya, tipe kulitku itu normal kombinasi, cenderung kering. Jadi aku butuh banget untuk selalu hidrasi dengan toner yang memang berfungsi untuk menghidrasi. Jadi, setahu aku jenis toner itu ada dua, ada hydrating toner untuk menghidrasi, ada juga chemical toner untuk eksfoliasi sel-sel kulit mati. Kegunaan antara keduanya jauh berbeda, cara menggunakannya berbeda, dan ingredientsnya pun beda. Jika tak cermat, bisa terjadi masalah di kulit. Aku dulu pernah mengalami itu sekitar dua tahun lalu, chemical toner kupakai setiap hari dari yang seharusnya cukup 2-3x seminggu. Karena over exfoliate, kulitku kering sekali dan iritasi. Padahal awal-awal toner tsb bagus mengurangi kemerahan atau PIE di kulitku. Aku sama sekali nggak tahu jenis tonerku itu chemical, belum belajar ingredient sama sekali. Hiks. Jadi membedakannya antara hydrating dan chemical toner, kita lihat di ingredientsnya.

Sejak belajar, aku jadi tahu, klo exfoliating toner itu slotnya ada di atas hydrating toner. Jadi chemical toner itu setara dengan scrub gitu. Dan otomatis penggunaannya cukup 2x seminggu. Dengan kata lain, setelah pakai chemical toner, kita wajib pakai juga hydrating toner setelahnya supaya wajah ga kering dan iritasi. Oke, cukup pengantarnya hehe, here we go, langsung kita bahas Gokujyun ultimate moisturizing lotion ini.

Di produk-produk Hadalabo yang notabene produk Jepang (dikembangkan oleh Rohto Pharmaceutical Co.), ada perbedaan penyebutan dengan kita di Indonesia. Kalau kita bilang toner, mereka bilang ‘lotion’. Kalau kita bilang moisturizer, mereka bilang ‘milk’. Ingat-ingat ya, soalnya aku dulu pernah salah beli pas beli Shirojyun dan berakhir bad impression karena salah make wkwkwk. Varian produk Hadalabo ini banyak, Cuma aku tertarik dengan yang Gokujyun karena sesuai dengan tipe dan kebutuhan kulitku. Gokujyun ini juga ada 2 varian, untuk kulit normal/kering, dan berminyak. Fungsinya sama-sama untuk menghidrasi.

Kenapa penasaran sama Hadalabo? Karena produk ini mengandung 3 tipe hyaluronic acid (ingredients yg dikenal melembabkan). Aku awalnya cuma tahu mengandung 3 tipe hyalu aja, tapi pas baca lebih lanjut apa yang dimaksud jadi makin tertarik. Tiga tipe hyaluronic acid yg dimaksud itu pertama dia mengandung improved hyaluronic acid yang diklaim bekerja lebih baik dari hyaluronic acid biasa, lalu ditambah dengan hyaluronic acid biasa yang memang mampu menahan 6 liter air per gramnya, juga produk ini menggunakan teknologi nano jadi lebih meresap ke kulit karena ukurannya amat kecil (ngebayanginnya bakal meresap sekali ke kulit). Hal lain yang bikin tertarik, dia ph nya seimbang, nggak mengandung fragrance, pewarna, dan alcohol. Untuk kulit sensitif, seharusnya ini akan aman untuk mereka. J

First impression pakai toner ini, saya cukup kaget karena ternyata memang meresap sekali. Bentuknya cair sedikit kental, warnanya bening, tidak ada baunya sama sekali, dan nggak bikin perih sama sekali. Beberapa hari pakai toner ini, wajah saya terasa lembab dan lembut. Sampai sekarang tonernya kurang dari setengah, saya masih sangat suka dan jadi merasa tidak menyesal beli. Klaim produk ini untuk menghidrasi lebih, saya kira tidak berlebihan. Memang betul-betul menghidrasi. Suka bangett. Ingredientsnya: water, butylene glycol, glycerin, PPG-10 methyl glucose ether, methylparaben, disodium succinate, sodium hyaluronate, hydroxyethycellulose, succinic acid, hydrolyzed hyaluronic acid, sodium acetylated hyaluronate.

Cara menggunakan hydrating toner ga perlu pakai kapas ya, setelah double cleansing (dan setelah pakai exfoliating toner kalau lagi pakai), cukup tuang di telapak tangan lalu usapkan ke seluruh wajah. Kemudian tap tap wajah kita sampai meresap. Sebagai catatan, klo habis pakai hydrating toner sampai lembab saja, jangan masih licin-licin berair, tapi juga jangan sampai kering. Pokoknya tengah-tengah sampai lembab gitu, siap deh masuk ke tahap skincare selanjutnya. Catatan kedua, layering toner itu bagus sekali dilakukan untuk hidrasi ekstra ketika kulit kita dirasa kering. Misalnya pas mau reapply sunscreen, setelah cuci muka kita boleh kok pakai hydrating toner lagi sebelum sunscreen nya. Atau taruh hydrating toner untuk dismprot-semprot ke wajah kapanpun. J

Saya pribadi cocok dengan toner ini dan akan jadi toner favorit. Selain fungsinya dapet, harga terjangkau, juga ga bikin breakout (malah sebaliknya). Repurchase? Insya Allah dong. Plus, mau coba moisturizernya sekalian, kemarin pas beli ini sudah masukin ke keranjang sopi tapi keburu sold out hiks.

Dibeli di: official shopee akun instagram @toko_palugada
Harga: Rp. 32,800,- (sedang diskon dari harga normal Rp. 41,000,-)
Netto: 100 ml



Sunday, July 5, 2020

Review Poise Luminous White Cleanser


Nggak tahu kenapa aku doyan banget dulu nyoba-nyoba facial wash. Banyak banget yang dicoba. Apalagi klo pas nginep dan ga bawa pencuci muka, pasti melipir ke minimarket deh. hehe..
Jadi pas beli Poise ini memang iseng sih, walaupun facial wash ku memang habis, tapi beli merk ini asli pengen nyoba aja.. :D

Langsung aja ya, aku tertarik sama sabun ini karena dia brand Jepang, di kemasannya tertulis mengandung ekstrak biji alpinia katsumadai untuk mencerahkan kulit which is aku baru denger bahan itu dipake. Biasanya kan sakura, mulberry, dll. Nah, biji bunga ini bahkan kaya’ direkomendasikan oleh salah satu dokter spesialis kulit tanah air (oke, ini aku baru tahu sih hehe) yang hadir pas launching si Poise ini. Dan, dia for all skin type, pastinya udah pas sama kulitku yang tipenya normal. Intinya, dibandingin produk dari Ch*na, aku lebih yakin aja sama produk dari Jepang.

First impression aku pake ini, isinya mirip gel tapi warna putih susu, wanginya sih gak begitu menyengat, tapiii…busanya banyak banget. Sebetulnya aku ga masalah dengan skincare wangi dan berbusa, yang penting nggak ninggalin keset di wajah karena kulitku tipenya normal kombinasi yang cenderung kering di beberapa bagian terutama pipi. Aku masih inget kuliku yang dehidrasi itu, jadi pas pake Poise ini lalu bikin kering, aku kecewa sih.. Walau begitu aku tetep pakai sampai isinya tinggal setengah. Habis itu… aku anggurin, Cuma kubawa di tas untuk kupakai sewaktu-aktu butuh untuk cuci muka, cuci tangan, atau untuk sabunin si kecil pas buang air. Maafin aku Poise, daya bersihmu memang dahsyat, tapi tidak untuk di kulit wajahku sebab agak harsh aja kerasanya. L

Walau sudah kupakai setengah, efek mencerahkannya belum terlihat, mungkin memang harus sesuai dengan anjuran di kemasannya; yaitu digunakan bersama dengan paket perawatannya yang lain seperti moisturizernya. Oh ya, produk ini sudah ber-BPOM ya. J Mau tahu kandungan lengkapnya? Ada Myristic Acid, glycerin, water, propylene glycol, potassium hydroxide, lauric acid, glycol distearate, stearic acid, decyl glucoside, palmitic acid, glyceryl monostearate, perfume, hydroxypropyl starch phosphate, alpinia katsumadai seed extract, polyquaternium-6, phenoxyethanol, methylisothiazolinone, disodium EDTA, sodium metabisulfite, pentylene glycol, sodium lactate, lactic acid, urea, sodium chloride, allantoin, sorbitol. Overall, kandungannya ga ada yang berbahaya secara spesifik untuk bumil dan busui J

Repurchase? Sepertinya tidak J

Dibeli di: Alfamidi
Harga: Rp. 18,000,-
Netto: 100 gr

Review Trio Glowing Biotalk


Salah satu brand lokal yang semua produknya organik favoritku adalah Biotalk (aku selalu bangga pake produk lokal apalagi lokal berkualitas sekarang udah banyak masya Allah). Mereka cukup terkenal di perinstagraman karena produk mereka dikenal kualitasnya; terbuat dari bahan-bahan natural, no SLS/SLES, no paraben, no petroleoum/no mineral oils, no steroid, dan no harsh chemicals. Trus dia bersertifikat organic dan eco cert juga, jadi insya Allah aman untuk bumil dan busui. Aku yakin para acne fighter yang mencari inspirasi di sosial media tentang cara menghilangkan jerawatnya pasti pernah tahu brand ini. Yup, aku salah satu yang menemukan Biotalk waktu hopeless sama jerawat. Sebisa mungkin aku nyari yang organik tapi aman. Nah, kebetulan produk-produk Biotalk ini selain organik, juga sudah ber-BPOM. Gak lama sampai kuputuskan beli paket trio glowing mereka yang jadi best seller. Kenapa aku yakin pilih paket ini? simple sih.. soalnya banyak testimoninya dan mostly dari testimoni masalahnya sama kaya aku; bekas jerawat atau jerawat aktif kemerahan di pipi. Yup, jadi dulu jerawatku bukan tipe yang meninggalkan flek hitam, tapi jerawatku merah dan meninggalkan bekas kemerahan :’)

Singkat cerita, aku order paket trio glowing ini. Isinya ada 3 produk; sabun charcoal untuk detoks, masker kefir organik, sama Argan oil. Kita bahas satu satu ya.. J
cukup besar kan ukuran sabunnya?
Pertama, sabun charcoalnya. Di pikiranku, sabun detoks itu keras karena dia kan menyerap racun dan kotoran-kotoran di wajah. Walau masuk bahan yang aman untuk digunakan kulit, tapi mikirnya ini tuh bakal buat cowok cocoknya. Tapi ternyata sabun charcoalnya Biotalk tuh gentle, nggak bikin kering, dan setelah cuci muka kulit rasanya bersih sekali tanpa kerasa ketarik. Ukurannya juga besar, berasa ga sia-sia beli ini ^^ Klaimnya klo sabun charcoal Biotalk ini membantu mengatur kadar minyak di wajah, membantu mempercepat proses purging (jika terjadi), mengatasi beruntusan/jerawat, dan mengatasi jerawat punggung. Yang aku rasain sesuai tuh bener klo sabun ini membersihkan lebih tanpa membuat kulit kering juga baik untuk jerawat di wajah, klo punggung aku belum nyobaa. Terlalu sayang dengan sabun ini soalnya J

Kedua, masker kefirnya (aku beli yang varian almond). Pertama kali aku tahu kulitku cocok sama masker kefir pas pernah coba masker kefir homemade sebelumnya, beli di home industri seorang farmasi gitu. Nah, pas tahu kulitku cocok sama masker kefir, aku jadi mantep pilih paket trio glowing yang ada item masker kefirnya. Sebenernya memang ga semua kulit bakal cocok sama kefir, karena kefir dari susu sapi fermentasi. Mungkin saja ada kulit yang ga cocok atau alergi. Alhamdulillah aku nggak. Peernya, masker kefir harus disimpan di dalam kulkas biar awet untuk pemakaian sebulan. Nah, tapi pas pengiriman paket trio glowing ini, masker kefirnya fresh dan kemasannya super rapat juga pakai ekspedisi yang ekspress supaya cepat sampai. Dan alhamdulillah maskernya aman saja sampai di Makassar. Setelah sampai harus segera dimasukkan ke chiller sampai suhunya stabil, trus besoknya baru dipindahkan ke wadahnya . Tenang aja, mereka menjamin kualitas kefir mereka sampai tempat tujuan kok, cuma..klo ada rusak di kemasan pas ekspedisi nggak ditanggung J
Jadi kefirnya Biotalk ini mengandung AHA tinggi yang katanya baik untuk mengangkat kulit mati, mencerahkan, membantu menyembuhkan jerawat, membantu menstimulai collagen dan mengatur kadar minyak berlebih. Lalu, setelah beberapa hari pakai kefirnya Biotalk, it was so amazing. Maskernya enak bangeet… ampuh banget calming PIE ku, juga sekaligus menipiskan kemerahan itu. Awal pakai memang rada gatal, tapi lama kelamaan nggak. Klo ada gejala aneh di awal pas pakai produk baru, belum tentu nggak cocok. Coba dulu dipakai beberapa hari/kali, kalau nggak membaik bisa saja memang gak cocok. Tapi klo lama kelamaan nggak makin parah, berarti memang hanya efek awal saja J Aroma kefir ini khas aroma fermentasi, asem-asem gitu (dicoba langsung juga gapapa kok, ini food grade), gak ada wangi apapun kecuali aroma asem, teskturnya thick kaya’ lotion, tapi pas dipake adem karena kan abis dari kulkas ^^

Ketiga, pure argan oil. Ini moisturizernya. Sebetulnya, aku sempet trauma pakai argan oil. Sebelum ketemu Biotalk aku pernah beli argan oil di herbal store online juga bareng oil lainnya. Aku tertarik beli argan oil karena manfaatnya bagus untuk kulit; dia cocok untuk semua jenis kulit, sebagai anti aging, moisturizer, anti iritasi, meredakan jerawat sekaligus aman untuk kulit yang lagi jerawatan juga atau tipe kulit acne prone. Tapi… pas nyoba argan oil for the first time, nggak enak banget… oilnya nyerapnya lama alias seperti ngambak gitu di permukaan kulit. Akibatnya, kulitku makin kerasa berminyak dan malah jerawatan hiksss. Akhirnya argan oil itu gak habis, lama2 expired dan kubuang.
Nah, klo argan oilnya Biotalk, dia face oil yang klaimnya non comedogenic alias tidak menimbulkan komedo dan non clog pores alias tidak menyumbat pori-pori di wajah. Masya Allah, bener…. Argan oilnya bener-bener ringan, nggak ngambang di kulit, langsung nyerap jadi nggak bikin kulit berminyak. Pas pake Biotalk, aku masih belum kenal basic skincare, jadi memang cuma 3 produk ini aja yang kupake setiap hari.

Overall, aku suka bangeet sama trio glowing ini. sampai sekarang walau belum repurchase lagi karena kulkasku rusak (ga bisa nyimpen kefir mask nya), aku masih follow akun ini dan masih setia lihat-lihat produk mereka yang makin beragam. Aku  bahkan nyetok produk holy grail mereka untuk P3K di rumah. Tunggu reviewnya juga yaa hehe :D

Dibeli di: official account shopee @Biotalk.id
Harga (paket trio glowing): Rp. 295,000.-
Netto: aku lupa semua (maapin)


Wednesday, July 1, 2020

Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub



Bismillah..
Di tulisanku part fighting with pimples, aku udah nulis salah satu bentuk bantuan Allah SWT atas keadaanku yang bertahun-tahun berjuang melawan jerawat yaitu dengan sebab kehamilan. Mungkin pengaruh hormon tertentu saat hamil, wajah saya mulus tanpa pernah jerawat selama itu, bahkan tanpa skincare sedikitpun. Beberapa teman malah bilang, wajahku glowing hehe. Tapi, setelah melahirkan, meski wajah tidak berjerawat lagi, kulit saya kusam. Waktu itu pun belum tahu tentang basic skincare. Jadi, ku betul-betul risih dengan kusamnya kulit ini, hiks. Nah, itu latar belakang kubeli scrub ini. Aku klo beli skincare walaupun awalnya memang teracuni, harus betul-betul kupastikan memang item tersebut kubutuhkan. ^^

St. Ives ini sudah berbpom ya, lalu dia ada 4 varian, aku beli yang Apricot karena varian ‘fresh skin’ nya kurasa cukup untuk kebutuhan wajahku dan tipe kulit normalku. Klaim poduk ini tuh tipe exfoliant nya deep. Jadi, selain untuk eksfoliasi atau mengangkat sel kulit mati secara maksimal, juga membuat wajah glowing dan lembab, menghaluskan kulit, dan membersihkan pori-pori serta komedo. Nah, klo yang oatmeal itu untuk kulit kering klo ga salah, yang pink dan coffee aku ga begitu tahu hehe. Pokoknya mah beli sesuai kebutuhan kulit aja :D

Ini st.ives ya, kupindahin isinya karena kemasannya rusak
dimainin bocah-bocah hiks

Nah, jadi St. Ives varian Apricot ini wanginya menurutku segar, gak eneg walau lagi hamil alias gak over powering. Teksturnya ada butiran-butiran gitu dari serbuk kulit kacang walnut, tapi ga perih pas dipakai. Tapi saranku kalau lagi jerawatan, nggak usah eksfoliasi dulu pakai physical exfoliation kaya scrub ini. klo chemical exfoliation masih boleh boleh aja tergantung kulitmu juga. Trus, cara pakainya juga gampang, basahi wajah dulu, trus ratakan scrubnya ke wajah, pijat lembut, trus bilas. Kadang juga aku pakai pas lagi mandi, kuratakan dulu scrubnya, kudiemin sebentar selagi sabunan sekitar 5 menit, lalu masas wajah, trus bilas deh. Setelah aplikasiin scrub ini wajahku memang berasa bersih sekali. Karena aku pun cukup rajin eksfoliasi yaitu sekitar 2-3x seminggu, wajahku perlahan cerah soalnya yang nyumbat pori-pori tuh hilang. Beruntusan di daguku jadi hilang juga, klo di jidat belum sih soalnya beruntusannya beda tipe klo di jidat. Di jidat tuh semacam milia gitu, suamiku sering nanya kenapa jidatku kasar, hiks. Tapi, aku sudah tahu solusi beruntusan milia di jidat ini, bahagia sekali pokoknya. Kukasih tahu di tulisan selanjutnya ya. Kuncinya ituuu…dia adalah produk serum, just wait ya :D

Ingredientsnya friendly untuk bumil busui ;)

Balik ke St. Ives ini, aku sih ga menyesal dan masih mau repurchase scrub ini. Memang bagus soalnya, efek bersih, segar, dan cerahnya beneran kerasa. Cuman aku mau coba yang varian pink salt itu hehe. Mungkin aku ga akan nyoba yang oatmeal karena ga sesuai dengan tipe kulitku, takut makin kering aja. Trus isinya juga banyak, jadi ngehabisin satu produk ini bisa sampai berbulan-bulan dan tentu hasilnya jadi kelihatan soal bagus atau enggaknya di kulit, soalnya ga mesti ngerasa ‘tanggung’ apakah efek yang dirasa baik atau tidak hingga kita masih gamang mau repurchase atau tidak. Pakai ini sampai tuntas bisa bikin kita yakin untuk repurchase atau tidak, intinya mah. Aku bukan tipe yang cepat ganti produk klo belum ngerasa yakin ga cocok. Apalagi klo first impressionnya bagus. Tapi sekarang sudah ada kemasan mini nya kok kalau mau coba-coba dulu ^^
Oh ya, saranku, setelah scrubbing, hidrasi banyak-banyak ya dengan hydrating toner supaya kelembaban kulit terjaga ;)

Dibeli di: lupa, serius hehe. Tapi di Guardian atau olshop banyak kok, bahkan pernah lihat di minimarket juga ^^
Harga: Rp. 75,000,-
Netto: 170 gr

Review Liplapin Tinted Lip Balm + Lip Scrub


Hai, Assalamu’alaikum J
Aku mau review salah satu lip balm yang pernah kucoba. Aku beli ini karena waktu itu mau wisuda kan, karena ga suka pakai make up (trauma pernah jerawatan trus harus full make up karena lagi nikah dan habis itu jerawatku meradang), maka aku terarik beli tinted lip balm ini untuk pengganti blush on.. hehe.
Kenapa tertarik? Pertama karena ingredientsnya alami. Hanya mengandung beeswax, shea butter, cocoa butter, vitamin E oil, natural essential oil, dan coloring powder.

Jadi, Liplapin itu brand lokal yang spesialisasinya adalah personal care dan kosmetik. Sampai saat ini baru ada 4 produk unggulan mereka, yaitu tinted lip balm 3 shade (strawberry kiss, red rose, dan cocoa butter), scrub bibir dengan 5 varian wangi (strawberry, cotton candy, marshmallow, bubble gum, dan green tea), glitter mask 2 varian (charcoal & mud, dan cherry blossom), terakhir glowing activating serum untuk mengatasi wajah kusam dan bekas jerawat. Packaging mereka lucu-lucu, eye catching sekale untu ciwi-ciwi :D
Selain itu, produk-produk mereka mengunggulkan pakai bahan natural dan sudah terdaftar di BPOM (penting banget). Cukup progresif juga perkembangannya, September tahun lalu produk mereka baru ada tinted lip balm sama 2 varian scrub bibir aja. Sekarang banyak sekali J

Balik ke tinted lip balm mereka, aku beli yang shade red rose karena tujuannya untuk blush on. Setelah lihat testimoni video mereka, sepertinya varian red rose memang yang cocok untuk blush on karena warnanya lebih keluar. Singkat cerita, kupake lah lip balm ini waktu hari H wisuda, dan hasilnya cucok ^^
Gak menor, dan lumayan warnanya tahan tanpa ku reapply lagi. Tentu dibandingkan blush on asli, tingkat keawetannya lebih ga seawet yang asli untuk blush on. Tapi lumayan aja tahan sampai aku selesai wisuda, lama prosesi wisudaku sekitar 5 jam. Oh ya, selain untuk blush on, lip balm ini kupakai sebelum pakai lip matte.

Khusus untuk lip balm, menurutku pas dipakai hasilnya bagus sekali. Sering kupakai klo acara nikahan temen soalnya natural hasilnya, ga menor sama sekali. Cuma menurutku pribadi, kalau untuk melembabkan agak kurang nampol. Kuakali pakai ini juga sebelum tidur, siapa tahu klo malam lebih berefek daripada siang hari. Pas bangun bibirku jadi bagus loh :D

Nah tapi, kuperhatikan ingredients Liplapin ini sudah lebih lengkap dari seriku yang dibelinya tahun lalu. Mereka kayaknya nambahin beberapa bahan lagi kaya jojoba oil, almond oil, dan coconut oil which is ga tertulis di kemasan lama yang kubeli. Jadi ga rugi untuk dicoba sih J

Selanjutnya aku mau sekalian kasih review singkat tentang scrub bibirnya Liplapin. jadi waktu aku beli tinted lip balm nya, sekalian adikku juga beli sepaket sama scrub bibirnya. Trus aku juga ikutan nyoba pake hehe (the power of having sister kwkw). Jadi adikku beli yang wangi marshmallow. Tulisan di kemasannya 'honey sugar lip scrub with coconut oil', pas dicolek isinya memang granule gula nya terlihat jelas, jadi teksturnya scrubnya berbutir besar, dan wangi manis banget. Satu lagi, rasanya manis :D

Cara aplikasiinnya mudah, ambil seujung jari, trus langsung scrub aja di bibir. klo mau basahin bibirnya dulu boleh aja. walau butirannya besar, tapi ga perih kok di bibir, ga bikin iritasi juga. setelah scrubbing bibir lebih lembut, tapi pakenya harus rutin (prinsipnya sama kaya pake scrub wajah). Bagi yang nyari scrub yang butirannya lebih halus, scrub Liplapin ini bukan untuk kamu ^^
Oh ya, kalau scrub ini kena air, lama-lama dia bisa meleleh. alngkah baiknya klo pas ngambil scrubnya jari kita dalam keadaan kering, dan simpan scrub ini di tempat yang kering juga (jangan di kamar mandi misalnya) :) 


Dibeli di: Official Shop Liplapin di Shopee
Harga tinted lip balm: Rp. 58,000,-
Harga lip scrub: Rp. 42,000,- 
Netto: 10 gr